LAPORAN KEGIATAN LIBURAN AKHIR
SEMESTER 2
KELAS XI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Liburan telah tiba. Liburan adalah hak bagi semua
orang, khususnya bagi pelajar. Liburan sekolah adalah saat yang tepat bagi
pelajar untuk menghabiskan waktu bersama orangtua maupun teman di mana tidak
adanya kegiatan sekolah hingga waktu yang telah ditentukan. Liburan adalah saat yang tepat pula untuk menyegarkan
pikiran dari stress.
Setiap
pelajar memiliki liburan yang berbeda-beda. Liburan kali ini, penulis tuangkan
dalam bentuk laporan kegiatan. Laporan kegiatan merupakan suatu bentuk
penyampaian keterangan mengenai pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Laporan
kegiatan dibuat berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
1.
Apa saja
kegiatan yang dilakukan selama liburan ?
2.
Apa saja manfaat
yang dapat diperoleh dari kegiatan selama liburan?
C.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan
dan manfaat dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk menambah
wawasan, baik bagi penulis maupun pembaca.
2.
Untuk mengetahui
kegiatan yang dilakukan selama liburan.
3.
Untuk mengetahui
manfaat yang diperoleh dari kegiatan selama liburan.
4.
Sebagai acuan
untuk menulis laporan kegiatan liburan selanjutnya.
5.
Sebagai bahan
pertimbangan dalam menulis laporan kegiatan selanjutnya.
BAB II
ISI
Akhirnya, setelah saya dan
siswa-siswi lainnya menyelesaikan ulangan semester kami dengan baik serta telah
menerima hasilnya. Walaupun hasil yang kami terima masih sementara, kami merasa
tersenyum bangga karena usaha kami selama ini tidak sia-sia. Belajar semaksimal
mungkin bahkan sampai tertidur. Ya, kini kami sadar bahwa kami bukan lagi siswa
kelas 2 SMA. Tak terasa kami sudah naik ke kelas 3, istilahnya adalah ‘senior
tertinggi’. Tetapi, kami dihadapi oleh sebuah kenyataan bahwa sebentar pulalah
kami harus menentukan ke arah mana nantinya, jurusan mana yang kami harus
pilih. Jujur saja, itu membuat saya sedikit frustasi. Orangtua saya menekankan
saya untuk masuk dunia kedokteran, tetapi saya masih ragu dengan pilihan
tersebut. Bagaimana tidak ? saya agak pesimis dengan pesaing yang tiap tahun
semakin banyak. Mungkin saya harus benar-benar merenungkannya dalam liburan
kali ini.
Liburan semester akhir ini terasa
sangat berbeda. Untuk pertama kalinya, saya mendapat libur selama 5 minggu. Itu
berarti, selama sebulan lebih saya berada di rumah dan itu berarti saya bisa menunaikan ibadah puasa selama sebulan
bersama keluarga. Sudah lama saya tidak mendapatkan momen tersebut. Mungkin
kangen ? haha.
Banyak sekali kegiatan yang saya
sangat ingin lakukan. Misalnya, belajar memasak bareng mama, belajar nyetir
mobil sendiri, belajar ngendarai motor sendiri, membuat desain pamphlet untuk
I-Week, melatih gambar, dan lain sebagainya. Aku sempat membayangkan bagaimana
nanti liburan saya. Saya berharap akan sangat menyenangkan.
Seminggu sebelum liburan, orangtua
saya memutuskan untuk pindah rumah ke daerah Perumahan Regency Balikpapan.
Sebenarnya rencana itu sudah ada dari dulu. Hanya saja, tahun ini baru selesai
direnovasi dan siap dihuni. Jadi, saya tidak lagi tinggal di daerah Gunung
Malang. Sesampainya di sana, setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari
arah Samarinda, saya segera masuk ke rumah. Suasananya berbeda sekali dengan
rumah lama. Masih terasa kosong dan berantakan.
Di hari pertama liburan, saya harus istirahat di
rumah karena saya terserang penyakit batuk yang tidak mau berhenti-hentinya
sampai kepala saya terasa mau pecah (alay). Ini semua tidak sesuai dengan rencana
saya, mungkin memang ini takdirnya ? entahlah, saya tidak tahu juga. Saya hanya
bisa berharap cepat sembuh sehingga rencana saya tidak sia-sia. Saya baru
sembuh total setelah 5 hari istirahat dan minum obat pastinya. Jangan salah
kira, seminggu awal memang belum jadwalnya Ramadhan. Jadi, saya tidak
melewatkan hari pertama puasa saya.
Beberapa hari setelah kesembuhan saya, saya mulai
beraktivitas di rumah. Saya mulai belajar memasak. Oleh mama saya, saya disuruh
mengupas wortel, bawang putih dan bawang merah serta memasak nugget dan kentang goreng, kesukaan adek
saya. Random ? memang iya. Setelah melihat hasil kupasan saya, mama saya
mengomeli saya. Sebab, hasil kupasannya terbilang ‘jelek’. Namanya juga baru
belajar. Harap maklum saja. Setelah kejadian mengupas tersebut, mama saya tidak
mau lagi mengajari saya memasak. Beliau bilang nanti masakannya malah tidak
enak lagi. Saya sakit hati mendengarnya hahaha.
Oke, setelah belajar memasak usai, saya meminta
bapak saya untuk mengajari saya menyetir mobil. Ayah saya berkata bahwa nanti
saja kalau sudah mau kuliah, bapak sibuk. Mungkin ayah saya lupa kalau saya kan
sudah kelas tiga dan itu berarti saya sebentar lagi kuliah. Saya merengek
kepada beliau. Beliau luluh, sepertinya. Keesokan harinya, saya menagih janji
beliau. Beliau berkata bahwa sama kakak aja belajarnya di Hainan, besok juga
hari Minggu, belajar motor aja, kan kamu belum bisa. Apa itu Hainan ? Hainan
adalah tempat mengkremasi mayat oleh keluarga yang keturunan China dan tempat
tersebut ada di sebelah atas rumah lama saya. Maklum, rumah lama saya ada di
‘lembah’ (turunan gunung). Memang benar arealnya cukup luas, tetapi di sanalah
rumah teman saya. Saya malu kalau mau belajar motor lalu terlihat olehnya. Huh,
tetapi tidak apa-apa. Yang penting saya bisa mengendarai motor dulu.
Hari Minggu pun tiba, ternyata kakak saya tidak bisa
mengajari saya. Sibuk dengan urusan warung barunya. Saya kesal karena kapan
lagi saya bisa naik kendaraan sendiri ? ya sudahlah. Mungkin nanti ada waktu
lagi untuk mengajari saya. Jadi, seharian saya mengutak-atik iPad kesayangan
adek saya untuk mendesain ulang pamflet. Keesokan harinya, kegiatan saya masih
sama, yakni mendesain ulang pamflet. Sampai-sampai mama saya memarahi saya
karena pegang iPad terus. Dikira beliau saya main game terus. Padahal, tidak. Akhirnya, saya melepaskan iPad tersebut
dari saya aka tidak pegang iPad terus. Bosan juga sebenarnya. Ada ide, hanya
tidak bisa dituangkan.
Setelah seminggu di rumah baru, orangtua saya
memutuskan untuk pindah ke rumah lama (lagi). Mama saya tidak betah. Kalau
saya, kakak, dan adek saya sih betah-betah
saja. Yang dibawa kali ini hanya kompor dan gas serta keperluan dapur dan
pakaian lainnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ya, tengah malam kami
pindah karena tidak ada air dan mama saya sakit perut. Dua kali kami harus
bolak-balik. Sebab, mobil yang kami pakai buat pindahan memang kecil. Bukan
mobil pick-up yang biasa dipakai untuk pindahan. Sempit rasanya di dalam mobil.
Penuh sesak. Kanan, kiri, atas, belakang, barang semua.
Kembali ke rumah lama itu rasanya berbeda. Pas masuk
ke dalam rumah, rumah benar-benar sudah kosong. Seperti anak baru nge-kos saja
haha. Setelah mengangkut barang-barang, semua barang tersebut kami taruh di
kamar. Terpaksa kami tiduran di karpet ruang tamu dan langsung tepar.
Untunglah, orangtua saya selalu menyalakan alarm sehingga kami tidak telat
bangun untuk sahur. Ya, ini sudah bulan puasa loh. Bapak saya berkata kepada
kami semua bahwa kami akan pindah (lagi) ke rumah baru sehari sebelum lebaran.
Jadi, kami akan menikmati lebaran di rumah baru. Asyik.
Saya sangat merindukan teman-teman lama saya.
Apalagi yang pernah dekat sama saya. Tetapi apa daya, saya selalu kehabisan
pulsa dan kuota. Orangtua saya selalu lupa untuk membelikan yang satu itu.
Alhasil, saya selalu dibilang cuek dan sombong. Padahal, sebenarnya tidak
seperti itu. Sampai akhirnya, teman-teman saya mengajak saya untuk buka bersama
tanggal 22 Juli. Saya menyanggupinya. Mungkin karena saya sampai tanggal
belasan di bulan Juli tidak update,
jadinya, kudet (kurang informasi)
gitu. Salah satu teman saya menghubungi saya melalui adek saya yang lebih update disbanding saya. Saya baru tahu
kalau acara buka bersama dipercepat, yakni hari itu juga (tanggal 13 Juli).
Saya bingung. Hari sudah sore dan saya sedang menemani keluarga saya berbelanja
untuk kebutuhan membuat kue lebaran dan rok untuk pesantren Ramadhan adek saya.
Akhirnya, saya tidak bisa datang ke sana. Padahal, saya sudah lama tidak
bertemu mereka dan ingin sekali bertemu mereka. Malam harinya, setelah saya
memaksa untuk dibelikan kuota. Akhirnya, saya bisa menghubungi teman-teman
saya. Walaupun sudah terlalu terlambat.
Ternyata, sahabat saya juga tidak bisa datang. Kami
mengobrol sampai malam lewat LINE. Maklum, agar tidak boros pulsa hehe. Dalam
obrolan, ia bertanya mengenai ‘kapan kita bisa meet up ?’ jujur saja, saya tidak punya kegiatan selama liburan.
Jadi, saya jawab kapan saja bisa. Akhirnya, setelah obrolan yang cukup alot,
kami memutuskan untuk buka bersama dan nonton film bareng tanggal 22 Juli di
e-Walk Balikpapan. Hari yang ditunggu pun tiba, saya hanya bertemu dengan dua
sahabat saya. Keempat sahabat saya yang lainnya tidak bisa datang karena alasan
tertentu. Tidak apa-apa. Yang penting sekarang saya bisa bertemu dengan sahabat
saya. Salah seorangnya adalah Nindita. Hingga kini ia satu SMA dengan saya.
Walaupun sekarang di SMA tidak terlalu dekat, tetapi saya tetap menganggapnya
sahabat saya hingga kini.
Saya sangat menikmati momen kebersamaan ini. Sudah
lama rasanya saya tidak menikmati hal seperti ini. Dan ada momen di mana kami
harus nonton film, setelah 15 menit, listrik padam. Kami harus menunggu selama
setengah jam lebih. Padahal, lagi adegan serunya. Hilang deh feel buat nonton. Ada pengunjung yang
kesal-kesal sendiri, mengumpat, sampai pulang begitu saja. Padahal, ya, kan
lagi puasa. Seharusnya bisa jaga emosi. Mungkin saja kan kita semua lagi diberi
ujian oleh Allah. Akhirnya, listrik meyala kembali. Namun, filmnya diputar
tidak melanjuti scene yang sebelumnya,
langsung ke scene di mana memang
waktu seharusnya scene tersebut
diputar. Bete memang ya. Setelah itu, listrik padam kembali hingga lima belas
menit lamanya. Setelah listrik menyala kembali, Alhamdulillah, diulang lagi scene yang sebelumnya. Asyik. Jadi, tahu
kelanjutan filmnya tanpa ada scene
yang dilewatkan. (ngerti saja kan maksudnya bagaimana? Hihi)
Untunglah, filmnya selesai jam setengah 6. Jadi,
masih ada waktu untuk mencari tempat untuk berbuka puasa. Pertama, kami ke
Bakoel Bamboe. Ternyata, semua tempat sudah di-reserved semua. Pantas saja
sepi. Lalu, kami beralih ke Donner Kebab. Memang gak terlalu penuh, tetapi kami
ingin duduk di sofanya. Kemudian kami berkeliling e-Walk untuk mencari tempat
yang pas. Lalu, sahabat saja mengajak kami semua untuk berbuka di Mr. Pancake.
Sepi dan tidak banyak tempat yang di-reserved tetapi harga lebih mahal dan
harus mengocek lebih banyak isi dompet. Tidak apa-apa ding. Yang penting,
kebersamaannya saja deh. Jadi, kami semua memutuskan untuk berbuka di sana (untuk
sekali ini saja, terpaksa).
Kami berbuka dan mengobrol bersama hinggal pukul 8
malam. Tidak terasa memang kalau sudah ngumpul. Ternyata, Nindita sudah
dijemput oleh abangnya. Sisa kami berdua, saya dan Eliza, sahabat saya. Kami
berdua memutuskan untuk jalan-jalan lagi dan membeli TeaPresso pesanan
ibundanya sambil menunggu untuk dijemput. Antrian cukup panjang karena memang
enak minuman yang dijual di sini. Berbeda dengan yang lainnya. Untunglah, kami
berdua dijemput bersamaan. Jadi, tidak ada yang harus menunggu sendirian.
Dua hari sebelumnya, adik sepupu saya yang bernama
Nigel berulang tahun. Saya hampir saja lupa ulangtahunnya. Happy birthday, ya, Kid!
Ia mengajak kami berdua, saya dan adik saya, untuk buka bersama di Ocean. Wow,
ingin banget rasanya makan di sana dan baru kesampaian. Tetap saja,
Alhamdulillah. Sambil menunggu waktu berbuka, kami berdua diajak ke Grand
Senyiur. Ternyata, mereka sekeluarga mau menginap di sini. Saya sih cukup tahu
saja. Lumayan lah, sudah lama juga saya tidak ke sini. Terakhir kali, saat saya
bermain ke rumah Olivia yang kebetulan orangtuanya bekerja di sini. Itupun
ketika saya masih SD kelas 4. Ternyata, ada acara TOP MODEL INDONESIA. Pantas
saja, banyak sekali kakak yang ganteng dan cantik plus tinggi. Saya berasa pendek
sekali di kelilingi oleh mereka di dalam lift.
Sesampainya di kamar, saya memperbaiki jilbab saya
yang setiap kali saya memakainya tidak pernah rapi. Setelah itu, saya nonton
tv. Setelah dekat waktu berbuka puasa, kami memutuskan untuk segera ke Ocean.
Sesampainya di sana, ramai sekali. Banyak yang berbuka bersama dengan keluarga
besar. Setelah waktu berbuka puasa tiba, kami disuguhi ta’jil berupa kolak
pisang. Baru kolak pisang saja sudah enak sekali. Wow, saya baru menyadari
bahwa makanan yang dipesan lumayan banyak dan enak tentunya. Sampai meja yang
dihadapan kami tidak muat hihi. Setelah puas berbuka puasa di Ocean, tante dan
om mampir sebentar ke Zoya. Lalu, kami berdua diantar ke rumah kami yang lama.
Pada hari Sabtu, dua hari sebelum Lebaran, kami
memutuskan untuk pindah (lagi) ke rumah Baru di Perumahan Regency tersebut.
Kami memindahkan barang (lagi) setelah Isya’. Rumah berantakan sekali dan
berdebu tentunya. Kami memutuskan untuk bersih-bersih keesokan harinya.
Sebenarnya, hari itu, dimana kami pindah rumah (lagi), saya jatuh sakit. Kepala
saya sakit rasanya dan demam. Saya pikir hanya sakit mau pilek. Ternyata,
keesokan harinya kepala saya semakin menjadi-jadi sakitnya dan saya tidak kuat
bangun. Sehingga, saya tidak ikut bersih-bersih.
Keesokan harinya, tepatnya Lebaran, saya masih
sakit. Saya tidak bisa tidur. Dan ketika bangun ingin turun ke lantai bawah,
rasanya terhuyung-huyung. Banyak pikiran negatif dalam pikiran saya. Jangan-jangan saya terkena demam berdarah ?
jangan bilang ini efek samping dari jatuh waktu saya masih kecil ? Hingga
akhirnya, saya tidak bisa ikut sholat Eid. Padahal, saya ingin sekali rasanya
mengikuti sholat Eid dekat rumah. Tapi, apa daya, badan saya lemas juga.
Hari kemenangan, 1 Syawal diawali dengan sakit itu rasanya
tidak menyenagkan ya. Saya baru menyadari itu sekarang. Semoga tahun depan saya
masih diberi kesehatan dan umur panjang sehingga bisa mengikuti sholat Eid.
Amin. Biasanya, setelah sholat Eid, kami semua berangkat ke rumah kakak tertua
dari pihak mama. Walaupun tahun ini saya tidak mengikuti sholat Eid, saya dan
keluarga tetap menjalankan kebiasaan saja. Berhubung di Balikpapan tidak ada
keluarga dari pihak bapak, maka seharian ini kami berkeliling dan berkumpul di
rumah bude Yanti (kakak tertua mama).
Saya baru menyadari bahwa saya menderita penyakit
krumut. Tidak elit banget haha. Pantas saja, kulit saya banyak bercak merah dan
meriang terus badan saya. Tetapi, saya tetap berusaha senormal mungkin.
Walaupun karena penyakit itu, badan saya jadi gatal semua setelah terkena air
(mandi). Bapak saya saja sampai tidak percaya kalau saya menderita karena
penyakit ini. Setelah saya tunjukkan bercak merahnya, bapak saya malah tertawa.
Ya sudahlah. Yang penting orangtua saya tahu kalau anaknya lagi sakit krumut.
Keesokan harinya, saya masih sakit krumut. Tetapi,
jadwal tidak boleh berubah hanya karena saya sakit. Oleh karena itu, pada pagi
harinya, kami sudah berangkat menuju Samarinda untuk bertemu dengan keluarga
besar mama di sana. Mama saya mengajak adik sepupu saya yang masih berusia
tujuh tahun alias baru masuk SD yang beratnya menyamai saya ikut dalam
rombongan ini. Dalam mobil yang kecil ini, saya dan yang lainnya sampai harus
bersempit-sempitan. Tetapi, yang penting happy
deh. Membawa anak kecil ikut dalam rombongan itu rasanya ada menyenangkannya
ada pula gregetannya juga. Menyenangkan karena ia bisa mengubah suasana menjadi
lebih lucu. Dan gregetannya karena saking tidak mau diamnya, akhirnya dia
pusing dan muntah. Untunglah, sempat menepi sehingga tidak muntah di dalam
mobil. Ayah saya sempat berkata kepada saya bahwa kejadian itu sama persis
seperti saya dan adik saya dulu. Bahkan, saking tidak bisa ditahan malah muntah
dalam mobil. Tetapi, saya kok tidak ingat ya ?
Akhirnya sampai juga di Samarinda. Welcome Samarinda ! ternyata, tante dan
om sudah sampai duluan di kota ini dan menyuruh kita semua untuk bertemu di
depan Islamic Center. Sesampainya kami di sana, kami berfoto ria, mengabadikan
momen ini. Hasil fotonya jernih banget. Saya suka sekali hihi. Setelah
rombongan bude Yanti sampai di Samarinda, kami segera menuju rumah keluarga
kami di Jalan Merdeka. Setelah berkumpul dan mengobrol bersama, kami memutuskan
untuk balik ke Balikpapan karena waktu sudah sore. Selama di perjalanan, om dan
tante mengajak kami semua untuk mampir sebentar di Mall Plaza Mulia. Setelah
dari sana, kami benar-benar balik ke Balikpapan. Karena lapar, kami memutuskan
untuk mampir ke rumah Om John di kilo 10 Balikpapan.
Di hari ketiga, masih suasana Lebaran, orangtua saya
memutuskan untuk Open House dari pagi hingga malam. Banyak tamu datang silih
berganti. Tak lupa keluarga kami yang lain juga datang ke rumah kami. Padahal
kami adalah tetangga baru, malah tetangga depan, kiri, kanan, datang ke rumah
kami. Rasanya kurang pas gitu ya. Biasanya junior yang datang ke senior. Ini
malah terbalik haha. Kami tetap bersyukur karena tamu yang datang tidak kalah
banyak dengan saat kami berada di rumah lama. Teman-teman saya juga berencana
ke sini. Namun, karena saya memberi mereka alamat yang kurang. Maka,
teman-teman saya malah tersesat. Maafkan saya karena saya tidak bermaksud
seperti itu.
Di hari liburan terakhir, tepatnya tanggal 3 Agustus
2014, seharusnya kami sudah harus berada di asrama. Namun, pada kenyataannya
saya tidak bisa berada di asrama pada hari itu dikarenakan adanya acara
khitanan di rumah om dan tante di perumahan Ring Road Balikpapan. Acara
berlangsung meriah. Banyak keluarga Batak yang datang. Memang om berasal dari
keluarga Batak dan tante berasal dari keluarga Banjar. Keluarga Banjar yang
dari Samarinda juga datang. Walaupun, tidak sebanyak sewaktu Lebaran. Di acara
ini, saya juga bertemu teman sekelas sewaktu smp. Namanya Gita. Kebetulan,
adiknya sekelas dengan sepupu saya yang dikhitan. Saya sempat mengobrol dengannya.
Ia terlihat lebih ramping hihi. Acara untuk tamu sampai sore saja sedangkan
untuk keluarga sampai malam hari. Jadi, kami semua benar-benar lelah. Namun,
tetap bahagia.
Saya tidak mau bulan Ramadhan tahun ini sia-sia buat
saya. Saya berusaha untuk memperbanyak amal. Saya berusaha untuk belajar
mengaji sendiri setelah sholat. Saya berusaha agar sholat saya tidak
bolong-bolong aka sempurna. Saya sudah bertambah umur seharusnya saya juga bisa
lebih dewasa dalam bertindak. Saya belajar bagaimana saya seharusnya. Saya
belajar bagaimana berpikir secara sehat dan kreatif. Selama liburan ini, banyak
hikmah yang bisa diambil sebagai pembelajaran dalam hidup saya.
1.
Saya tidak boleh
menyia-siakan waktu. Saya tahu bahwa dengan tidak memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya maka saya akan merugi dan saya menyesal karena saya belum bisa
mengoptimalkan waktu secara sebaik-baiknya. Semoga di hari kedepannya saya bisa
mengoptimalkan dengan baik.
2.
Saya harus
meningkatkan lagi komunikasi saya dengan orang sekitar. Saya tidak mau dibilang
cuek apalagi sombong hanya karena sifat saya yang pendiam. Bukan berarti saya
tidak peduli kan ?
3.
Saya harus lebih
mengasah kreativitas saya karena untuk ke depannya pasti dibutuhkan.
4.
Semua menu
makanan adalah sama dan patut untuk disyukuri dan dihargai. Jadi, saya harus
lebih menghargai menu makanan yang ada di meja.
5.
Jangan
bermalas-malasan dan ragu karena itu semua sifat setan.
6.
Bertemulah
dengan orang yang kamu sayangi kalau memang tidak bisa bertemu setidaknya
member kabar.
7.
Jangan pernah membuat
hati orangtua terluka. Kalau memang telah berbuat kesalahan meminta maaflah
kepadanya.
8.
Sabar dan
bertawakal dalam menghadapi segala rintangan (ujian/cobaan) yang telah
diberikan-Nya kepada kita. Karena itu berarti Allah masih saying kepada kita.
Sebab, dalam setiap cobaan itu pasti ada kemudahan dan dari cobaan tersebutlah
menjadikan kita orang yang lebih kuat.
9.
Jadilah diri
sendiri yang tidak menyontek karya orang lain. Kalau mendapatkan inspirasi /
ide itu diperbolehkan.
10. Lebih mengerti perasaan orang lain atau sesama.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Liburan
sekolah adalah hak bagi pelajar untuk mendapatkan kebersamaan keluarga yang
telah ditentukan lamanya oleh pihak sekolah. Liburan setiap pelajar adalah
berbeda. Banyak kegiatan yang dapat kita kerjakan selama liburan berlangsung. Dan
dari kegiatan tersebutlah penulis dapat meraih manfaat dan menyadarkan penulis
akan berharganya waktu.
B.
SARAN
Sebaiknya
sebelum liburan, segala kegiatan yang ingin dilakukan diorganisir. Sebab, itu
akan mempermudah kita dalam keseharian selama liburan. Tanpa harus merasa tidak
memiliki kegiatan. Hilangkan rasa malas karena sifat tersebut sangat mempengaruhi
dan kemungkinan besar akan berlanjut hingga selesai liburan dan kita tidak akan
mendapatkan apapun selain rasa menyesal.


0 komentar:
Posting Komentar