Minggu, 03 Agustus 2014

Laporan Kegiatan Liburan



LAPORAN KEGIATAN LIBURAN AKHIR SEMESTER 2
KELAS XI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Liburan telah tiba. Liburan adalah hak bagi semua orang, khususnya bagi pelajar. Liburan sekolah adalah saat yang tepat bagi pelajar untuk menghabiskan waktu bersama orangtua maupun teman di mana tidak adanya kegiatan sekolah hingga waktu yang telah ditentukan.  Liburan adalah saat yang tepat pula untuk menyegarkan pikiran dari stress.
            Setiap pelajar memiliki liburan yang berbeda-beda. Liburan kali ini, penulis tuangkan dalam bentuk laporan kegiatan. Laporan kegiatan merupakan suatu bentuk penyampaian keterangan mengenai pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Laporan kegiatan dibuat berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
1.      Apa saja kegiatan yang dilakukan selama liburan ?
2.      Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan selama liburan?

C.    Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk menambah wawasan, baik bagi penulis maupun pembaca.
2.      Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan selama liburan.
3.      Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari kegiatan selama liburan.
4.      Sebagai acuan untuk menulis laporan kegiatan liburan selanjutnya.
5.      Sebagai bahan pertimbangan dalam menulis laporan kegiatan selanjutnya.




BAB II
ISI
            Akhirnya, setelah saya dan siswa-siswi lainnya menyelesaikan ulangan semester kami dengan baik serta telah menerima hasilnya. Walaupun hasil yang kami terima masih sementara, kami merasa tersenyum bangga karena usaha kami selama ini tidak sia-sia. Belajar semaksimal mungkin bahkan sampai tertidur. Ya, kini kami sadar bahwa kami bukan lagi siswa kelas 2 SMA. Tak terasa kami sudah naik ke kelas 3, istilahnya adalah ‘senior tertinggi’. Tetapi, kami dihadapi oleh sebuah kenyataan bahwa sebentar pulalah kami harus menentukan ke arah mana nantinya, jurusan mana yang kami harus pilih. Jujur saja, itu membuat saya sedikit frustasi. Orangtua saya menekankan saya untuk masuk dunia kedokteran, tetapi saya masih ragu dengan pilihan tersebut. Bagaimana tidak ? saya agak pesimis dengan pesaing yang tiap tahun semakin banyak. Mungkin saya harus benar-benar merenungkannya dalam liburan kali ini.
            Liburan semester akhir ini terasa sangat berbeda. Untuk pertama kalinya, saya mendapat libur selama 5 minggu. Itu berarti, selama sebulan lebih saya berada di rumah dan itu berarti  saya bisa menunaikan ibadah puasa selama sebulan bersama keluarga. Sudah lama saya tidak mendapatkan momen tersebut. Mungkin kangen ? haha.
            Banyak sekali kegiatan yang saya sangat ingin lakukan. Misalnya, belajar memasak bareng mama, belajar nyetir mobil sendiri, belajar ngendarai motor sendiri, membuat desain pamphlet untuk I-Week, melatih gambar, dan lain sebagainya. Aku sempat membayangkan bagaimana nanti liburan saya. Saya berharap akan sangat menyenangkan.
            Seminggu sebelum liburan, orangtua saya memutuskan untuk pindah rumah ke daerah Perumahan Regency Balikpapan. Sebenarnya rencana itu sudah ada dari dulu. Hanya saja, tahun ini baru selesai direnovasi dan siap dihuni. Jadi, saya tidak lagi tinggal di daerah Gunung Malang. Sesampainya di sana, setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari arah Samarinda, saya segera masuk ke rumah. Suasananya berbeda sekali dengan rumah lama. Masih terasa kosong dan berantakan.
Di hari pertama liburan, saya harus istirahat di rumah karena saya terserang penyakit batuk yang tidak mau berhenti-hentinya sampai kepala saya terasa mau pecah (alay). Ini semua tidak sesuai dengan rencana saya, mungkin memang ini takdirnya ? entahlah, saya tidak tahu juga. Saya hanya bisa berharap cepat sembuh sehingga rencana saya tidak sia-sia. Saya baru sembuh total setelah 5 hari istirahat dan minum obat pastinya. Jangan salah kira, seminggu awal memang belum jadwalnya Ramadhan. Jadi, saya tidak melewatkan hari pertama puasa saya. 
Beberapa hari setelah kesembuhan saya, saya mulai beraktivitas di rumah. Saya mulai belajar memasak. Oleh mama saya, saya disuruh mengupas wortel, bawang putih dan bawang merah serta memasak nugget dan kentang goreng, kesukaan adek saya. Random ? memang iya. Setelah melihat hasil kupasan saya, mama saya mengomeli saya. Sebab, hasil kupasannya terbilang ‘jelek’. Namanya juga baru belajar. Harap maklum saja. Setelah kejadian mengupas tersebut, mama saya tidak mau lagi mengajari saya memasak. Beliau bilang nanti masakannya malah tidak enak lagi. Saya sakit hati mendengarnya hahaha.
Oke, setelah belajar memasak usai, saya meminta bapak saya untuk mengajari saya menyetir mobil. Ayah saya berkata bahwa nanti saja kalau sudah mau kuliah, bapak sibuk. Mungkin ayah saya lupa kalau saya kan sudah kelas tiga dan itu berarti saya sebentar lagi kuliah. Saya merengek kepada beliau. Beliau luluh, sepertinya. Keesokan harinya, saya menagih janji beliau. Beliau berkata bahwa sama kakak aja belajarnya di Hainan, besok juga hari Minggu, belajar motor aja, kan kamu belum bisa. Apa itu Hainan ? Hainan adalah tempat mengkremasi mayat oleh keluarga yang keturunan China dan tempat tersebut ada di sebelah atas rumah lama saya. Maklum, rumah lama saya ada di ‘lembah’ (turunan gunung). Memang benar arealnya cukup luas, tetapi di sanalah rumah teman saya. Saya malu kalau mau belajar motor lalu terlihat olehnya. Huh, tetapi tidak apa-apa. Yang penting saya bisa mengendarai motor dulu.
Hari Minggu pun tiba, ternyata kakak saya tidak bisa mengajari saya. Sibuk dengan urusan warung barunya. Saya kesal karena kapan lagi saya bisa naik kendaraan sendiri ? ya sudahlah. Mungkin nanti ada waktu lagi untuk mengajari saya. Jadi, seharian saya mengutak-atik iPad kesayangan adek saya untuk mendesain ulang pamflet. Keesokan harinya, kegiatan saya masih sama, yakni mendesain ulang pamflet. Sampai-sampai mama saya memarahi saya karena pegang iPad terus. Dikira beliau saya main game terus. Padahal, tidak. Akhirnya, saya melepaskan iPad tersebut dari saya aka tidak pegang iPad terus. Bosan juga sebenarnya. Ada ide, hanya tidak bisa dituangkan.
Setelah seminggu di rumah baru, orangtua saya memutuskan untuk pindah ke rumah lama (lagi). Mama saya tidak betah. Kalau saya, kakak, dan adek saya sih betah-betah saja. Yang dibawa kali ini hanya kompor dan gas serta keperluan dapur dan pakaian lainnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ya, tengah malam kami pindah karena tidak ada air dan mama saya sakit perut. Dua kali kami harus bolak-balik. Sebab, mobil yang kami pakai buat pindahan memang kecil. Bukan mobil pick-up yang biasa dipakai untuk pindahan. Sempit rasanya di dalam mobil. Penuh sesak. Kanan, kiri, atas, belakang, barang semua.
Kembali ke rumah lama itu rasanya berbeda. Pas masuk ke dalam rumah, rumah benar-benar sudah kosong. Seperti anak baru nge-kos saja haha. Setelah mengangkut barang-barang, semua barang tersebut kami taruh di kamar. Terpaksa kami tiduran di karpet ruang tamu dan langsung tepar. Untunglah, orangtua saya selalu menyalakan alarm sehingga kami tidak telat bangun untuk sahur. Ya, ini sudah bulan puasa loh. Bapak saya berkata kepada kami semua bahwa kami akan pindah (lagi) ke rumah baru sehari sebelum lebaran. Jadi, kami akan menikmati lebaran di rumah baru. Asyik.
Saya sangat merindukan teman-teman lama saya. Apalagi yang pernah dekat sama saya. Tetapi apa daya, saya selalu kehabisan pulsa dan kuota. Orangtua saya selalu lupa untuk membelikan yang satu itu. Alhasil, saya selalu dibilang cuek dan sombong. Padahal, sebenarnya tidak seperti itu. Sampai akhirnya, teman-teman saya mengajak saya untuk buka bersama tanggal 22 Juli. Saya menyanggupinya. Mungkin karena saya sampai tanggal belasan di bulan Juli tidak update, jadinya, kudet (kurang informasi) gitu. Salah satu teman saya menghubungi saya melalui adek saya yang lebih update disbanding saya. Saya baru tahu kalau acara buka bersama dipercepat, yakni hari itu juga (tanggal 13 Juli). Saya bingung. Hari sudah sore dan saya sedang menemani keluarga saya berbelanja untuk kebutuhan membuat kue lebaran dan rok untuk pesantren Ramadhan adek saya. Akhirnya, saya tidak bisa datang ke sana. Padahal, saya sudah lama tidak bertemu mereka dan ingin sekali bertemu mereka. Malam harinya, setelah saya memaksa untuk dibelikan kuota. Akhirnya, saya bisa menghubungi teman-teman saya. Walaupun sudah terlalu terlambat.
Ternyata, sahabat saya juga tidak bisa datang. Kami mengobrol sampai malam lewat LINE. Maklum, agar tidak boros pulsa hehe. Dalam obrolan, ia bertanya mengenai ‘kapan kita bisa meet up ?’ jujur saja, saya tidak punya kegiatan selama liburan. Jadi, saya jawab kapan saja bisa. Akhirnya, setelah obrolan yang cukup alot, kami memutuskan untuk buka bersama dan nonton film bareng tanggal 22 Juli di e-Walk Balikpapan. Hari yang ditunggu pun tiba, saya hanya bertemu dengan dua sahabat saya. Keempat sahabat saya yang lainnya tidak bisa datang karena alasan tertentu. Tidak apa-apa. Yang penting sekarang saya bisa bertemu dengan sahabat saya. Salah seorangnya adalah Nindita. Hingga kini ia satu SMA dengan saya. Walaupun sekarang di SMA tidak terlalu dekat, tetapi saya tetap menganggapnya sahabat saya hingga kini.
Saya sangat menikmati momen kebersamaan ini. Sudah lama rasanya saya tidak menikmati hal seperti ini. Dan ada momen di mana kami harus nonton film, setelah 15 menit, listrik padam. Kami harus menunggu selama setengah jam lebih. Padahal, lagi adegan serunya. Hilang deh feel buat nonton. Ada pengunjung yang kesal-kesal sendiri, mengumpat, sampai pulang begitu saja. Padahal, ya, kan lagi puasa. Seharusnya bisa jaga emosi. Mungkin saja kan kita semua lagi diberi ujian oleh Allah. Akhirnya, listrik meyala kembali. Namun, filmnya diputar tidak melanjuti scene yang sebelumnya, langsung ke scene di mana memang waktu seharusnya scene tersebut diputar. Bete memang ya. Setelah itu, listrik padam kembali hingga lima belas menit lamanya. Setelah listrik menyala kembali, Alhamdulillah, diulang lagi scene yang sebelumnya. Asyik. Jadi, tahu kelanjutan filmnya tanpa ada scene yang dilewatkan. (ngerti saja kan maksudnya bagaimana? Hihi)
Untunglah, filmnya selesai jam setengah 6. Jadi, masih ada waktu untuk mencari tempat untuk berbuka puasa. Pertama, kami ke Bakoel Bamboe. Ternyata, semua tempat sudah di-reserved semua. Pantas saja sepi. Lalu, kami beralih ke Donner Kebab. Memang gak terlalu penuh, tetapi kami ingin duduk di sofanya. Kemudian kami berkeliling e-Walk untuk mencari tempat yang pas. Lalu, sahabat saja mengajak kami semua untuk berbuka di Mr. Pancake. Sepi dan tidak banyak tempat yang di-reserved tetapi harga lebih mahal dan harus mengocek lebih banyak isi dompet. Tidak apa-apa ding. Yang penting, kebersamaannya saja deh. Jadi, kami semua memutuskan untuk berbuka di sana (untuk sekali ini saja, terpaksa).
Kami berbuka dan mengobrol bersama hinggal pukul 8 malam. Tidak terasa memang kalau sudah ngumpul. Ternyata, Nindita sudah dijemput oleh abangnya. Sisa kami berdua, saya dan Eliza, sahabat saya. Kami berdua memutuskan untuk jalan-jalan lagi dan membeli TeaPresso pesanan ibundanya sambil menunggu untuk dijemput. Antrian cukup panjang karena memang enak minuman yang dijual di sini. Berbeda dengan yang lainnya. Untunglah, kami berdua dijemput bersamaan. Jadi, tidak ada yang harus menunggu sendirian.
Dua hari sebelumnya, adik sepupu saya yang bernama Nigel berulang tahun. Saya hampir saja lupa ulangtahunnya. Happy birthday, ya, Kid! Ia mengajak kami berdua, saya dan adik saya, untuk buka bersama di Ocean. Wow, ingin banget rasanya makan di sana dan baru kesampaian. Tetap saja, Alhamdulillah. Sambil menunggu waktu berbuka, kami berdua diajak ke Grand Senyiur. Ternyata, mereka sekeluarga mau menginap di sini. Saya sih cukup tahu saja. Lumayan lah, sudah lama juga saya tidak ke sini. Terakhir kali, saat saya bermain ke rumah Olivia yang kebetulan orangtuanya bekerja di sini. Itupun ketika saya masih SD kelas 4. Ternyata, ada acara TOP MODEL INDONESIA. Pantas saja, banyak sekali kakak yang ganteng dan cantik plus tinggi. Saya berasa pendek sekali di kelilingi oleh mereka di dalam lift.
Sesampainya di kamar, saya memperbaiki jilbab saya yang setiap kali saya memakainya tidak pernah rapi. Setelah itu, saya nonton tv. Setelah dekat waktu berbuka puasa, kami memutuskan untuk segera ke Ocean. Sesampainya di sana, ramai sekali. Banyak yang berbuka bersama dengan keluarga besar. Setelah waktu berbuka puasa tiba, kami disuguhi ta’jil berupa kolak pisang. Baru kolak pisang saja sudah enak sekali. Wow, saya baru menyadari bahwa makanan yang dipesan lumayan banyak dan enak tentunya. Sampai meja yang dihadapan kami tidak muat hihi. Setelah puas berbuka puasa di Ocean, tante dan om mampir sebentar ke Zoya. Lalu, kami berdua diantar ke rumah kami yang lama.
Pada hari Sabtu, dua hari sebelum Lebaran, kami memutuskan untuk pindah (lagi) ke rumah Baru di Perumahan Regency tersebut. Kami memindahkan barang (lagi) setelah Isya’. Rumah berantakan sekali dan berdebu tentunya. Kami memutuskan untuk bersih-bersih keesokan harinya. Sebenarnya, hari itu, dimana kami pindah rumah (lagi), saya jatuh sakit. Kepala saya sakit rasanya dan demam. Saya pikir hanya sakit mau pilek. Ternyata, keesokan harinya kepala saya semakin menjadi-jadi sakitnya dan saya tidak kuat bangun. Sehingga, saya tidak ikut bersih-bersih.
Keesokan harinya, tepatnya Lebaran, saya masih sakit. Saya tidak bisa tidur. Dan ketika bangun ingin turun ke lantai bawah, rasanya terhuyung-huyung. Banyak pikiran negatif dalam pikiran saya. Jangan-jangan saya terkena demam berdarah ? jangan bilang ini efek samping dari jatuh waktu saya masih kecil ? Hingga akhirnya, saya tidak bisa ikut sholat Eid. Padahal, saya ingin sekali rasanya mengikuti sholat Eid dekat rumah. Tapi, apa daya, badan saya lemas juga.
Hari kemenangan, 1 Syawal diawali dengan sakit itu rasanya tidak menyenagkan ya. Saya baru menyadari itu sekarang. Semoga tahun depan saya masih diberi kesehatan dan umur panjang sehingga bisa mengikuti sholat Eid. Amin. Biasanya, setelah sholat Eid, kami semua berangkat ke rumah kakak tertua dari pihak mama. Walaupun tahun ini saya tidak mengikuti sholat Eid, saya dan keluarga tetap menjalankan kebiasaan saja. Berhubung di Balikpapan tidak ada keluarga dari pihak bapak, maka seharian ini kami berkeliling dan berkumpul di rumah bude Yanti (kakak tertua mama).
Saya baru menyadari bahwa saya menderita penyakit krumut. Tidak elit banget haha. Pantas saja, kulit saya banyak bercak merah dan meriang terus badan saya. Tetapi, saya tetap berusaha senormal mungkin. Walaupun karena penyakit itu, badan saya jadi gatal semua setelah terkena air (mandi). Bapak saya saja sampai tidak percaya kalau saya menderita karena penyakit ini. Setelah saya tunjukkan bercak merahnya, bapak saya malah tertawa. Ya sudahlah. Yang penting orangtua saya tahu kalau anaknya lagi sakit krumut.
Keesokan harinya, saya masih sakit krumut. Tetapi, jadwal tidak boleh berubah hanya karena saya sakit. Oleh karena itu, pada pagi harinya, kami sudah berangkat menuju Samarinda untuk bertemu dengan keluarga besar mama di sana. Mama saya mengajak adik sepupu saya yang masih berusia tujuh tahun alias baru masuk SD yang beratnya menyamai saya ikut dalam rombongan ini. Dalam mobil yang kecil ini, saya dan yang lainnya sampai harus bersempit-sempitan. Tetapi, yang penting happy deh. Membawa anak kecil ikut dalam rombongan itu rasanya ada menyenangkannya ada pula gregetannya juga. Menyenangkan karena ia bisa mengubah suasana menjadi lebih lucu. Dan gregetannya karena saking tidak mau diamnya, akhirnya dia pusing dan muntah. Untunglah, sempat menepi sehingga tidak muntah di dalam mobil. Ayah saya sempat berkata kepada saya bahwa kejadian itu sama persis seperti saya dan adik saya dulu. Bahkan, saking tidak bisa ditahan malah muntah dalam mobil. Tetapi, saya kok tidak ingat ya ?
Akhirnya sampai juga di Samarinda. Welcome Samarinda ! ternyata, tante dan om sudah sampai duluan di kota ini dan menyuruh kita semua untuk bertemu di depan Islamic Center. Sesampainya kami di sana, kami berfoto ria, mengabadikan momen ini. Hasil fotonya jernih banget. Saya suka sekali hihi. Setelah rombongan bude Yanti sampai di Samarinda, kami segera menuju rumah keluarga kami di Jalan Merdeka. Setelah berkumpul dan mengobrol bersama, kami memutuskan untuk balik ke Balikpapan karena waktu sudah sore. Selama di perjalanan, om dan tante mengajak kami semua untuk mampir sebentar di Mall Plaza Mulia. Setelah dari sana, kami benar-benar balik ke Balikpapan. Karena lapar, kami memutuskan untuk mampir ke rumah Om John di kilo 10 Balikpapan.
Di hari ketiga, masih suasana Lebaran, orangtua saya memutuskan untuk Open House dari pagi hingga malam. Banyak tamu datang silih berganti. Tak lupa keluarga kami yang lain juga datang ke rumah kami. Padahal kami adalah tetangga baru, malah tetangga depan, kiri, kanan, datang ke rumah kami. Rasanya kurang pas gitu ya. Biasanya junior yang datang ke senior. Ini malah terbalik haha. Kami tetap bersyukur karena tamu yang datang tidak kalah banyak dengan saat kami berada di rumah lama. Teman-teman saya juga berencana ke sini. Namun, karena saya memberi mereka alamat yang kurang. Maka, teman-teman saya malah tersesat. Maafkan saya karena saya tidak bermaksud seperti itu.
Di hari liburan terakhir, tepatnya tanggal 3 Agustus 2014, seharusnya kami sudah harus berada di asrama. Namun, pada kenyataannya saya tidak bisa berada di asrama pada hari itu dikarenakan adanya acara khitanan di rumah om dan tante di perumahan Ring Road Balikpapan. Acara berlangsung meriah. Banyak keluarga Batak yang datang. Memang om berasal dari keluarga Batak dan tante berasal dari keluarga Banjar. Keluarga Banjar yang dari Samarinda juga datang. Walaupun, tidak sebanyak sewaktu Lebaran. Di acara ini, saya juga bertemu teman sekelas sewaktu smp. Namanya Gita. Kebetulan, adiknya sekelas dengan sepupu saya yang dikhitan. Saya sempat mengobrol dengannya. Ia terlihat lebih ramping hihi. Acara untuk tamu sampai sore saja sedangkan untuk keluarga sampai malam hari. Jadi, kami semua benar-benar lelah. Namun, tetap bahagia.
Saya tidak mau bulan Ramadhan tahun ini sia-sia buat saya. Saya berusaha untuk memperbanyak amal. Saya berusaha untuk belajar mengaji sendiri setelah sholat. Saya berusaha agar sholat saya tidak bolong-bolong aka sempurna. Saya sudah bertambah umur seharusnya saya juga bisa lebih dewasa dalam bertindak. Saya belajar bagaimana saya seharusnya. Saya belajar bagaimana berpikir secara sehat dan kreatif. Selama liburan ini, banyak hikmah yang bisa diambil sebagai pembelajaran dalam hidup saya.
1.      Saya tidak boleh menyia-siakan waktu. Saya tahu bahwa dengan tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya maka saya akan merugi dan saya menyesal karena saya belum bisa mengoptimalkan waktu secara sebaik-baiknya. Semoga di hari kedepannya saya bisa mengoptimalkan dengan baik.
2.      Saya harus meningkatkan lagi komunikasi saya dengan orang sekitar. Saya tidak mau dibilang cuek apalagi sombong hanya karena sifat saya yang pendiam. Bukan berarti saya tidak peduli kan ?
3.      Saya harus lebih mengasah kreativitas saya karena untuk ke depannya pasti dibutuhkan.
4.      Semua menu makanan adalah sama dan patut untuk disyukuri dan dihargai. Jadi, saya harus lebih menghargai menu makanan yang ada di meja.
5.      Jangan bermalas-malasan dan ragu karena itu semua sifat setan.
6.      Bertemulah dengan orang yang kamu sayangi kalau memang tidak bisa bertemu setidaknya member kabar.
7.      Jangan pernah membuat hati orangtua terluka. Kalau memang telah berbuat kesalahan meminta maaflah kepadanya.
8.      Sabar dan bertawakal dalam menghadapi segala rintangan (ujian/cobaan) yang telah diberikan-Nya kepada kita. Karena itu berarti Allah masih saying kepada kita. Sebab, dalam setiap cobaan itu pasti ada kemudahan dan dari cobaan tersebutlah menjadikan kita orang yang lebih kuat.
9.      Jadilah diri sendiri yang tidak menyontek karya orang lain. Kalau mendapatkan inspirasi / ide itu diperbolehkan.
10.  Lebih mengerti perasaan orang lain atau sesama.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Liburan sekolah adalah hak bagi pelajar untuk mendapatkan kebersamaan keluarga yang telah ditentukan lamanya oleh pihak sekolah. Liburan setiap pelajar adalah berbeda. Banyak kegiatan yang dapat kita kerjakan selama liburan berlangsung. Dan dari kegiatan tersebutlah penulis dapat meraih manfaat dan menyadarkan penulis akan berharganya waktu.
B.     SARAN
Sebaiknya sebelum liburan, segala kegiatan yang ingin dilakukan diorganisir. Sebab, itu akan mempermudah kita dalam keseharian selama liburan. Tanpa harus merasa tidak memiliki kegiatan. Hilangkan rasa malas karena sifat tersebut sangat mempengaruhi dan kemungkinan besar akan berlanjut hingga selesai liburan dan kita tidak akan mendapatkan apapun selain rasa menyesal.
           

0 komentar:

Posting Komentar