Minggu, 03 Agustus 2014

Mudik

ESSAY
            Mudik adalah kegiatan yang dilakukan oleh perantau untuk kembali ke kampung halamannya menjelang Hari Raya tiba. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Ada pendapat bahwa mudik berasal dari kata udik yang diberi imbuhan depan m-. kata udik sendiri berarti berasal dari desa. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.
            Namun, bagi perantau yang telah memiliki keluarga di perantauan belum tentu bisa untuk melakukan mudik. Ada beberapa faktor yang membuat mereka belum bisa melakukan mudik tersebut. Menurut pendapat saya, ada faktor, yakni: yang pertama adalah karena malu. Ya, malu sebab belum bisa menunjukkan keberhasilannya, yang kedua adalah belum memiliki uang yang cukup apalagi jika untuk mudik satu keluarga, yang ketiga adalah adanya kesepakatan bersama antara kedua pihak (suami-istri), dan adanya faktor-faktor lainnya seperti jatuh sakit.
            Pemudik adalah perantau yang melakukan kegiatan mudik. Biasa, mereka berasal dari tempat perantauan, seperti: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jakarta, dan bahkan Arab Saudi maupun Malaysia. Mereka mencari nafkah di tempat yang lebih jauh karena menurut saya, lebih meyakinkan dalam mencari pekerjaan dan dapat berpenghasilan lebih jika mendapat pekerjaan di sana. Dan sekembalinya mereka ke tanah kelahirannya, mereka dapat meninggikan derajat (level) keluarga serta membangun ekonomi orangtuanya di sana.
            Bagi perantau yang merantau ke luar pulau Jawa, jika ingin mudik, maka harus mengeluarkan budget yang lebih tinggi. Mengapa ? sebab, perjalanan yang ditempuh jauh dan tiket transportasi yang mana semakin dekat dengan hari Raya maka harga tiket semakin mahal. Sehingga, bagi pemudik, harus disiapkan rencana yang matang. Belum lagi, tidak mungkin bagi pemudik tidak membawa apa-apa dari daerah perantauan (oleh-oleh), seperti makanan khas, baju khas, aksesoris, mainan, maupun barang-barang lainnya. Selain itu, karena barang yang pemudik bawa semakin banyak dan berat hal tersebut dapat menambah biaya charge bagasi pesawat (jika yang ingin menggunakan pesawat dalam hal mudik tersebut).
            Dalam hal mudik, sebagai pemudik, sebaiknya tidak memamerkan harta kekayaannya, seperti: gadget, tablet, smartphone. Boleh dibawa, tetapi jangan sampai pemudik lupa akan tujuan dan niat sesungguhnya, yakni: bersilaturahmi dengan sanak saudara dan keluarga. Jangan sampai komunikasi antar keluarga berkurang karena pemudik asyik dengan barang miliknya dan tidak mau berbagi dengan sesamanya.